Selasa, 04 Desember 2012


Nama-Nama Bupati 1. RADEN ADIPATI SINGAPERBANGSA (1633-1677) Raden Adipati Singaperbangsa putra Wiraperbangsa dari Galuh (Wilayah Kerjaaan Sumedanglarang) Bergelar Adipati Kertabumi IV. Pada masa pemerintahan Raden Adipati Singaperbangsa, pusat pemerintahan Kabupaten Karawang berada di Bunut Kertayasa. Sekarang termasuk wilayah Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat. Dalam melaksanakan tugasnya Raden Adipati Singaperbangsa didampingi oleh Aria Wirasaba, yang pada saat itu oleh kompeni disebut sebagai “ HET TWEEDE REGENT “, sedangkan Raden Adipati Singaperbangsa sebagai “HOOFD REGENT”.Raden Adipati Singaperbangsa, wafat pada tahun 1677, dimakamkan di Manggung Ciparage, Desa Manggung Jaya Kecamatan Cilamaya Kulon. Raden Adipati Singaperbangsa, dikenal pula dengan sebuatn Kiai Panembahan Singaperbangsa, atau Dalem Kalidaon atau disebut juga Eyang AMnggung. 2. RADEN ANOM WIRASUTA (1677-1721) Raden Anom Wirasuta Putra raden Adipati Singaperbangsa bergelar Adipati Panatayudha I.Beliau dilantik menjadi Bupati di Citaman Pangkalan. Beliau setelah wafat, dimakamkam di Bojongmanggu Pangkalan, Karena beliau dikenal pula dengan sebutan Panembahan Manggu. 3. RADEN JAYANEGARA (1721-1731) Raden Jayanegara adalah putra Anom Wirasuta, bergelar Adipati Panatayudha II. Setela wafat beliau dimakamkan di Waru Tengah Pangkalan. Karena itu beliau dikenal juga sebagai Panembahan Waru Tengah 4. RADEN SINGANAGARA (1731-1752) Raden Singanagara, putra Jayanegara, bergelar Raden Aria Panatyudha III. Raden Singanagara dikenal juga dengan nama Raden Martanegara. Setalh wafat dimakamkan di Waru Hilir, Pangkalan. Karena itu beliau dikenal dengan Panembahan Waru Hilir. Pada tanggal 28 November 1994, makam Raden Anom Wirasuta (Bupati Karawang ke-2), makam Raden Jayanegara (Bupati Karawang ke-3) dan Raden Singanagara (Bupati Karawang ke-4) dipindahkan ke Areal dekat makam Raden Adipati Singaperbangsa di Manggung Ciparage, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon. 5. RADEN MUHAMMAD SALEH (1752-1786) Raden Muhammad Saleh, putra Raden Singanagara, bergelar Raden adipati Panatayudha IV. Raden Muhammad Saleh dikenal pula dengan nama Raden Muhammad Zaenal Abidin atau Dalem Balon. Setelah wafat beliau dimakamkan di Serambi Mesjid Agung Karawang. Karena itu Raden Muhammad Saleh dikenal juga dengan sebutan Dalem Serambi. Pada tanggal 5 Januari 1994 Makam Raden Muhammad Saleh dipindahkan juga kea real Manggung dekat dengan makam Raden Adipati Singaperbangsa, di Manggung Ciparage, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon 6. RADEN SINGASARI (1786-1809) Raden Singasari, putra mantu Raden Muhammad Saleh, bergelar Raden adipati Aria Singasari atau Pantayudha IV. Pada tahun 1809 Raden Aria Singasari dialihtugaskan menjabat Bupati Brebes Jawa Tengah. Raden Adipati Aria Singasari wafat pada tahun 1836 dan dimakamkan di Duro Kebon agung Jati Barang, Brebes Jawa Tengah. Karena beliau dikenal juga dengan sebutan Dalem Duro. 7. RADEN ARIA SASTRADIPURA (1809-1811) Raden Aria Sastradipura, putra Raden Muhammad Saleh, beliau ditugaskan sebagai Cutak (Demang) setingkat Patih dengan tugas pekerjaan Bupati. 8. RADEN ADIPATI SURYALAGA (1811-1813). Raden Adipati Suryalaga, pada waktu kecil bernama Raden Ema, beliau putra Sulung Raden Adipati Suryalaga, Bupati Sumedang (1765-1783) Raden Suryalaga, adalah saudara misan dan menantu Pangeran Kornel, yaitu Suami dan Putri Pangeran Kornel yang bernama Nyi Raden Ageng, Raden Adipati Suryalaga wafat di Talun Sumedang. Karena itu beliau dikenal pula dengan sebutan Dalem Talun. 9. RADEN ARIA SASTRADIPURA (1831-1820) Raden Aria Sastradipura, putra Muhammad Saleh ( Bupati Karawang ke-5). Beliau untuk kedua kalinya ditugaskan sebagai Cutak di Karawang, setelah yang pertama pada Periode tahun 1809-1811. Pada tahun 1813 Kabupaten Karawang dihapuskan, tetapi pada tahun 1821 dibentuk kembali dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Wanayasa, Purwakarta. PARA BUPATI KARAWANG YANG BERKEDUDUKAN DI PURWAKARTA. 10. RADEN ADIPATI SURYANATA (1821-1828) Raden Adipati Suryanata, putra RAden Adipati Wiranata Dalem Sepuh Bogor Keturunan Cikundul. Raden Adipati Suryanata Menikah dengan Nyi Salamah, putrid Aria Sastradipura, (Bupati Karawang ke-9). Pada masa Pemerintahan Raden Adipati Suryanata, kantor dipindahkan dari Karawang ke Wanayasa (Purwakarta). Raden Adipati Suryanata wafat pada tahun 182 dimakamkan di Nusa Situ Wanayasa, Purwakarta. 11. R. ADIPATI SURYAWINATA (1828-1849) Raden Suryawinata alias Raden Haji Muhammad Sirod, putra Raden Adipati Wiranata Dalem Sepuh Bogor, (adik Raden Adipati Suryanata Bupati Karawang yang memerintah tahun 1821-1828). Pada awal masa pemerintahan beliau, pusat pemerintahan masih di Wanayasa, selama 2 tahun, dan pada tahun 1830, pusat Pemerintahan dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih serta menamakan daerah tersebut Purwakarta. Purwa artinya permulaan dan Karta, sama dengan Ramai atau hidup, dengan demikian nama Purwakarta baru dikenal pada masa pemerintahan Raden Adipati Suryawinata. Pada tahun 1849 Raden Adipati Suryawinata dialihtugaskan menjadi Bupati Bogor hingga wafat tahun 1872. Raden Adipati Suryawinata Dikenal pula dengan sebutan Dalem Solawat atau Dalem Santri. 12. RADEN MUHAMMAD ENOH (1849-1854) Raden Muhammad Enoh, putar Dalem Aria Wiratanudatar VI, bergelar Raden Sastranagara. Taden Muhammad Enoh, wafat pada tahun 1854 dan dimakamkan di Masjid agung Purwakarta. 13. RADEN ADIPATI SUMADIPURA (1854-1863). Raden Adipati Sumadipura, putra Raden Adipati Sastradipura (Bupati Karawang Ke-8) yang dilahirkan pada tahun 1814 dengan sebutan lainnya Uyang Ajian, atau Dalem Sepuh. Raden Adipati Sumadipura, bergelar Raden Tumenggung Aria Sastradiningrat I. Beliau yang membangun Pendopo Kabupaten, Mesjid Agung dan Situ Buleud di Purwakarta. Raden Adipati Sumadipura, wafat pada tahun 1863 di Purwakarta dan dimakamkan di Masjid Agung Purwakarta. 14. RADEN ADIKUSUMNAH (1863-1886) Raden Adikusumah alias Apun Hasan, putra Uyang Ajian yang bergelar Raden Adipati Sastradiningrat II. Beliau dilahirkan pada tahun 1837, wafat pada tahun 1886 dan, dimakamkan di Masjid Agung Purwakarta. 15. RADEN SURYAKUSUMAH ( 1886-1911) Raden Suryakusumah alias Apun Harun, putra Raden Adikusumah, bergelar Raden Sastradiningrat III, Raden Suryakusunah, wafat pada tahun 1935 dan dimakamkan di Masjid Agung Purwakarta. 16. RADEN TUMENGGUNG ARIA GANDANAGARA (1911-1925) Raden Tumenggung Aria Gandanagara, Adik Raden Suryakusumah, bergelar Raden Adipati Sastradiningrat IV, Beliau juga dikenal dengan sebutan Dalem Aria. Raden Tumenggung Aria Gandanagara wafat pada tahun 1940 dimakamkan di Masjid Agung Purwakarta. 17. RADEN ADIPATI SURYAMIHARJA (1925-1942) Raden Suryamiharja, putra Raden Rangga Haji Muhammad Syafe’I asal Garut, bergelar Raden Adipati Songsong Kuning, Raden Adipati Aria Suryamiharja, merupakan Bupati Karawang terakhir masa pendudukan Jepang. 18. RADEN PANDUWINATA (1942-1945) Raden Panduwinata dikenal pula dengan sebutan Raden Kanjeng Pandu Suryadiningrat. Merupakan Bupati pada masa pendudukan Jepang. PARA BUPATI KARAWANG YANG BERKEDUDUKAN DI SUBANG 19. Raden Juarsa (1945-1948) Berhubung sedang bergejolaknya Revolusi, maka pada masa Pemerintahan Raden Juarsa, Pusat Pemerintahan Kabupaten Karawang dipindahkan dari Purwakarta ke Subang. 20 RADEN ATENG SURAPRAJA DAN, R. MARTA (1948-1949) Pada tahun 1948-1949 di Kabupaten Karawang ditunjuk dua orang Bupati oleh dua Pemerintahan yang berbeda, yaitu, Radeng Ateng Surya Praja, adalah Bupati Karawang yang ditunjuk oleh Negara Pasundan (Bentuk Recomban). R. Marta adalah Bupati Karawang jaman Gerilya yang ditunjuk oleh Pimpinan Badan Pemerintahan Sipil Jawa Barat Bulan Oktober 1948. PARA BUPATI KARAWANG YANG BERKEDUDUKAN KEMBALI DI KARAWANG 21. R.M. HASAN SURYA SACA KUSUMAH (1949-1950) R.M. Surya Saca Kusumah, Bupati Karawang yang diangkat oleh Republik Indonesia, Serikat (RIS) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 1950 tentang pembentukan daerah Kabupaten di lingkungan Pemerintahan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Maka pada saat itu Kabupaten Karawang terpisah dari Kabupaten Purwakarta, Ibukota Kabupaten Karawang adalah di Karawang. Sedang Ibukota Purwakarta tetap di Kabupaten Subang. Dalam Sumber lain dikatakan bahwa menurut Keputusan Wali Negeri Pasundan nomor 12 tanggal 29 Januari 1949. Kabupaten Karawang dibagi menjadi dua Bagian yaitu Kabupaten Karawang Barat dan Kabupaten Karawang Timur (Kabupaten Purwakarta) di Subang, Kabupaten Karawang Barat meliputi daerah kewedanan Karawang, Rengasengklok, Cikampek, Cikarang, Tambun, dan Sarengseng. Sedangkan Kabupaten Karawang Timur (Purwakarta) meliputi daerah kewedanan Subang, Ciasem, Pamanukan, Sagalaherang dan Kewedanan Purwakarta. 22. RADEN RUBAYA (1950-1951) Raden Rubaya putra Raden Suryanatamiharja, asal Sumedang, yang menjabat Wedana Leles, di Garut. Raden Rubaya memegang jabatan Bupati Karawang pada tahun 1950-1951. 23. MOH. TOHIR MANGKUDIJOYO (1951-1960) Moh Tohir Mangkudijoyo Putra Jaka, Asal Karanganyar Jawa Tengah, pada masa Pemerintahannya, Beliau didampingi oleh Kepala Daerah Moh.Ali Muchtar, putra Cakrawiguna (Komis Pos Plered) asal Jatisari. Pada Tahun 1950 sampai 1959 Kabupaten mengalami tiga macam pergantian pemerintahan daerah. PERTAMA; Pemerintahan Daerah Sementara, yang berlangsung pada tanggal 30 Desember 1950 sampai dengan tanggal 22 September, 1956 yang terdiri atas. Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) sebagai unsur Legislatif diketuai oleh M. Sukarmawijaya. Dewan Pemerintahan Daerah Sementara (DPRS) sebagai Eksekutif. Diketuai oleh Moh. Tohir Mangkudijoyo, dengan Wakil Ketua Suhud Hidayat. KEDUA; Pemerintah Daerah Peralihan yang berlangsung tanggal 22 September 1956 – 23 Januari 1958, terdiri dari : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peralihan (DPRDP), sebagai unsure Legislatif, diketuai oleh A.Samosir Gultom. Dewan Pemerintahan Rakyat Daerah Peralihan (DPDP).sebagai unsure Eksekutif diketuai oleh Moh. Tohir Mangkudijoyo. KETIGA; Pemerintahan Daerah HAsil Pemilihan Umum tahun 1955 yang berlangsung dari tanggal 25 Januari 1958 sampai dengan 20 Oktober 1959, terdiri dari: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRDP) sebagai unsure Legislatif diketuai oleh Samosir Gultom. Dewan Pemerintahan Daerah (DPD) sebagai unsure Eksekutif diketuai oleh Moh. Tohir Mangkudijoyo. 24. LETKOL INF.H.HUSNI HAMID (1960-1971) Letnan Kolonel INF. H. Husni Hamid, putra ketiga haji Abdul Hamid asal Cilegon Banten. Sebelum menjabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Karawang Jabatan Beliau adalah Dandim 0604 Karawang.Berdasarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1960, Jabatan Bupati merangkap sebagai Kepala Daerah dan Ketua DPRD-GR, namun peraturan tersebut dirubah lagi oleh undang-undang Nomor 19 tahun 1963, yang menyatakan bahwa Jabatan Bupati tidak lagi merangkap sebagai ketua DPRD-GR, pada periode tahun 1964-1968, Bupati Karawang Letnan Kolonel INF H.Husni Hamid, didampingi Ketua DPRD-GR Kosim Suchuri, putra Haji Ahmad Sa’id. Letnan Kolonel INF.Husni Hamid, wafat tahun 1980 dan dimakamkan di Cikutra Bandung, Pada masa ini telah di mulai di laksanakan Pembangunan Kota Karawang sebelah Utara. 25. KOLONEL INF.SETIA SYAMSI (1971-1976) Kolonel INF, Setia Syamsi, putra E. Suparman asal Bandung, dilahirkan pada tanggal 3 April 1926, Jabatan Beliau sebelum menjadi Bupati Karawang, adalah Dan Dim 0604 Karawang (1964-1969) Kepala Staf. Brig.12 / Guntur Dam, VI/Siliwangi di Cianjur (1969-1971). 26. KOLONEL INF. TATA SUWANTA HADISAPUTRA (1976-1981) Kolonel INF.Tata Suwanta Hadisaputra, putra Taslim Kartajumena, asal Cirebon, dilahirkan di Bandung pada tanggal 23 April 1924, Jabatan Beliau sebelum menjadi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Karawang, adalah Dan Dim Garut, kemudian dialihtugaskan ke Korem Tarumanegara di Garut, Anggota DPRD TK I Jawa Barat, di Bandung. Kolonel INF. Tata Suwanta Hadisaputra sewaktu menjabat Bupati Kepala Daerah Tk.II Karawang didampingi oleh Ketua DPRD Letnan Kolonel INF R.H Jaja Abdullah sampai dengan tanggal 7 Juli 1977, Ketua DPRD selanjutnya yang mendampingi Beliau mulai tanggal 26 Agustus 1977, adalah Letnan Kolonel INF, Sujana Priyatna. 27. KOLONEL CPL. H. OPON SOPANDJI (1981-1986) Kolonel CPL. H. Opon Sopandji, putra Atmamiharja asal Sukapura Tasikmalaya. Sebelum menjabat Bupati Kepala Daerah Tk.II Karawang Beliau adalah sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bogor, semasa menjabat Bupati Daerah Tk.II Karawang, Kolonel CPL. H. Opon Sopandji didampingi oleh Ketua DPRD Letnan Kolonel Inf. H. Sujana Priyatna. 28. KOLONEL CZI. H. SUMARNO SURADI Kolonel CZI. H. Sumarno Suradi, putra Suradi asal Bandung. Sebelum menjabat Bupati Daerah Tingkat II Karawang. Beliau menjabat sebagai Kepala Markas Pertahanan Wilayah Sipil (Kamawil) VIII Daerah Tingkat Provinsi Jawa Barat. Selama menjabat Bupati Daerah Tingkat II Karawang, Kolonel CZI. H. Sumarno Suradi, didampingi oleh Keua DPRD Kolonel Inf.H Sujana Priyatna, sampai dengan tanggal 16 Juli 1992, Ketua DPRD yang mendampingi beliau selanjutnya adalah Kolonel INF. H. Jamal Safiudin, yamg dilahirkan di Bandung pada tanggal 16 Juli 1938. 29. KOLONEL INF. DRS DADANG S. MUCHTAR Kolonel INF, Drs H. Dadang S. Muchtar, putra RE. Herman, asal Cirebon dilahirkan di Klangenan Cirebon pada tanggal 4 September 1952. Sebelum menjabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Karawang. Beliau menjabat Asisten Logistik (Aslog) Kodam III Siliwangi (1996) dalam mengemban tugasnya beliau didampingi oleh Ketua DPRD Kolonel INF. H. Jamal Safiudin sampai dengan tanggal 3 Agustus 1999, kemudian yang mendampingi beliau adalah Adjar Sujud Purwanto, putra A.S.Wagianto seorang pejuang 45 dari Cikampek . Namun pada tanggal 21 Pebruari 2000, Kolonel INF, Drs. H. Dadang S. Muchtar resmi berhenti dan kembali ke Mabes TNI. 30. PLT. RH. DAUD PRIATNA SH.M.SI (2000) R.H. Daud Priatna SH, M.Si. putra R. Khoesoe Abdoelkohar, asal Pedes Karawang, lahir pada tanggal 29 Juli 1941. Berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 131.32.055 tanggal 21 Pebruari 2000. Ditunjuk disamping Tugas dan Jabatan Wakil Bupati, merangkap sebagai Sekwilda Tingkat II Subang dan dalam mengemban tugasnya didampingi oleh Ketua DPRD Adjar Sujud Purwanto. 31. LETKOL (PURN) ACHMAD DADANG, PERIODE (2000-2005) Letnan Kolonel (Purn) Achmad Dadang, putra Tjasban, beliau putra daerah Karawang, Lahir pada tanggal 8 Agustus 1948, di Desa Cikalong Cilamaya, dilantik sebagai Bupati Karawang pada tanggal 16 Desember 2000, oleh Gubernur R.Nuriana berdasarkan SK Mendagri dan Otonomi Daerah Nomor; 312.32.583 bersama Drs. H.D. Shalahudin Muftie, putra H. Jamil Bin Yusup, lahir di Karawang pada tanggal 3 Nopember 1945, sebagai Wakil Bupati Karawang. Sebelum menjabat Bupati Karawang beliau menjabat sebagai Dandim Aceh Timur Langsa dan Ketua DPRD Tingkat II Aceh Timur Langsa. Dalam mengemban tugasnya didampingi oleh Ketua DPRD Kabupaten Karawang Adjar Sujud Purwanto, dilanjutkan oleh Slamet Djayusman, yang selanjutnya oleh H. Endi Warhendi 32. PLT. DRS. H.D. SHALAHUDIN MUFTIE MSi, PERIODE NOPEMBER – DESEMBER 2005 Drs. HD. Shalahudin Muftie, putra H. Jamil Bin Yusup, lahir di Karawang pada tanggal 3 Nopember 1945. Berdasarkan Kepmendagri Nomor 131.32.1017 tahun 2005 melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Plt. Bupati Karawang sampai dengan tanggal 15 Desember 2005. 33. Drs. DADANG S. MUCHTAR PERIODE 2005-2010 Drs. H. Dadang S. Muchtar, putera RE. Herman asal Cirebon, dilahirkan pada tanggal 4 September 1952 di Klangenan Cirebon. Kembali memimpin Kabupaten Karawang hasil pilihan rakyat langsung pada Pilkada tahun 2005. Dilantik sebagai Bupati Karawang pada tanggal 16 Desember 2005 oleh Gubernur Jawa Barat Drs. Danny Setiawan berdasarkan Kepmendagri Nomor 131.32.1035 tahun 2005, bersama Hj. Eli Amalia Priyatna,puteri Kolonel (Purn) Sudjana Priyatna lagir di Garur pada tanggal 8 Nopember 1950. sebagai Wakil Bupati Karawang berdasarkan Kepmendagri Nomor 131.32.1036 tahun 2005. Dalam mengemban tugasnya didampingi oleh H. Endi Warhendi sebagai Ketua DPRD Kabupaten Karawang periode tahun 2004-2009, dilanjutkan oleh Karda Wiranata, SH. sebagai Ketua DPRD periode 2009-2014. 34. PLT. Ir. H. IMAN SUMANTRI, PERIODE DESEMBER 2010 Ir. H. Iman Sumantri, putera Mayor (Purn) Ishak Iskandar, lahir di Cimahi Bandung pada tanggal 15 Nopember 1956, dan berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 131/Kep.1714-Pem-Um/2010, tanggal 15 Desember 2010 melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pelaksana Tugas Bupati Karawang dari tanggal 17 Desember sampai dengan 27 Desember 2010. 35. Drs. H. ADE SWARA, MH, PERIODE 2010-2015 Drs. H. Ade Swara, MH, putera H. Edi Suhendi, dilahirkan di Ciamis pada tanggal 15 Juni 1960. Merupakan Bupati terpilih hasil Pemilukada Kab. Karawang Tahun 2010. Dilantik Sebagai Bupati Karawang pada tanggal 27 Desember 2010 oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, berdasarkan Kepmendagri Nomor 131.32-1067 tahun 2010 bersama dr. Cellica Nurachadiana, puteri H. Deden Fuad N. lahir di Bandung pada tanggal 18 Juli 1980, sebagai Wakil Bupati Karawang berdasarkan Kepmendagri Nomor 131.32-1068 tahun 2010. Dalam mengemban tugasnya didampingi oleh Ketua DPRD Kabupaten Karawang Karda Wiranata, SH dilanjutkan oleh Tono Bahtiar, SP.

Selamat untuk KADES terpilih H.Muhammad Muchtar (Achonk) Desa Kertasari Kecamatan Pangkalan. Semoga membawa kebaikan dalam memimpin masyarakat, dan memberikan rasa aman dan kesejahteraan bagi masyarakat Desa Kertasari dengan penuh amanah. Amiiiin
Warga Empat Desa di Karawang Dukung PT JSI KARAWANG, ReALITA Online — Sedikitnya 5.000 orang yang terdiri dari warga, Karang Taruna, tokoh masyarakat, dan MUI dari Desa Taman Mekar, Taman Sari, Cipta Sari, dan Mulangsari, Kec. Pangkalan, Kab. Karawang, Jawa Barat, menyatakan dukungannya secara tertulis dan menanda tanganinya akan keberadaan PT Jui Shin Indonesia (PT JSI) yang akan membangun pabrik semen. H Adi salah satu di antara tokoh masyarakat Desa Taman Sari mengungkapkan hal tersebut kepada ReALITA Online, hari Senin, (23/5/2011), di kediamannya di Kampung Bundar, Desa Taman Sari. Begitu juga Kepala Desa Taman Sari H Udin Syarifudin membenarkan pernyataan dukungan warga empat desa tersebut. Menurut dia bahwa dukungan tersebut tidak sebatas menandatangani surat pernyataan, bahkan kesediaan warga melampirkan poto kopi kartu tanda penduduk (KTP) masing-masing. Sehingga ia menilai bahwa warga empat desa itu , benar-benar serius mendukung keberadaan PT JSI di empat desa tersebut. ”Dari 5000 warga yang menyatakan dukungan,sebanyak 4.000 adalah warga Desa Taman Sari dan sisanya perwakilan warga dari Desa Taman Mekar, Cipta Sari, dan Mulang Sari. Dukungan warga tidak ada rekayasa apalagi karena kepentingan kelompok. Melainkan faktor kesejahteraan dan untuk memecahkan pengangguran di empat desa ini akan bisa teratasi apalagi dengan kehadiran PT Jui Shin. Khususnya di Desa Taman Sari, Mulangsari, dan Cipta Sari, tak satu pun industri ada, sementara pertumbuhan tenaga kerja dari tahun ke tahun jumlahnya bertambah yang menjadi skala prioritas pemerintah desa di tiga desa tersebut,” ujar H Udin. Kades yang berbadan tambun dan bicaranya yang ceplas-ceplos ini, yakin dengan keberadaan PT Jui Shin kelak bisa menampung tenaga kerja dan akan bisa memperbaiki perekonomian warga empat desa itu—terutama di sektor nonformal. “Saya optimis PT Jui Shin akan menampung puluhan ribu tenaga kerja mulai dari pekerjaan kasar sampai yang lebih ringan. Tenaga kerja itu nantinya membutuhkan papan dan pangan serta pakaian. Apakah dengan kondisi ini nanti tidak membuka peluang usaha ekonomi bagi warga yang tidak terserap di pabrik,” terang dia. Ketika disinggung soal kemungkinan akan terjadi pencemaran lingkungan dan udara, “PT Jui Sin adalah perusahaan besar dan termasuk PMA. Apakah mungkin pihak perusahaan menghendaki usahanya terganggu akibat pencemaran ? Saya optimis PT Jui Shin sudah mempertimbangkannya dengan matang. Pun demikian, mari kita sama-sama mengawasi bila ada kenakalan pihak industri semen nanti,”jawab Kades Taman Sari itu. Menyoroti jembatan dan PT Jui Shin mengapa membangun pabriknya di Desa Mojong Mangu Kabupaen Bekasi bukan di Kabupaten Karawang?,” Hal itu karena ijin dari Pemerintah Kabupaten Karawang tidak kunjung keluar sehingga pabrik terpaksa lebih dulu dibangun di daerah Kabupaten Bekasi. Sedangkan tentang jembatan bukan sekedar penghubung ke Desa Taman Sari karena penambangan bahan baku semen (batu gamping) ada di desa ini. di Taman Sari juga akan dibangun pabrik semen. Karena itu, harapan kami Pemkab Karawang dan Pemprov Jabar bisa segera merealisasikan ijin membangun pabrik semen di Taman Sari sebagaimana telah dimohon oleh PT Jui Shin,” jelas H Udin. Sementara itu, H Adi yang mengakui sejak PT Jui Shin membebaskan tanah milik warga empat desa tersebut telah merasakan penigkatan nilai ekonomis tanah. “Kalau demula warga memiliki luaus tanah antara 0,300- 1 ha, kini menjadi bertambah duakali lipat tanah sawah di luar kekempat desa itu.Apalagi humus tanah hanya subur ditumbuhi tanaman keras. Memang tanaman plawaija tumbuh juga, tapi hasilnya sangat minim dibanding di daerah lain di Kabupaten Karawang,” ujar H Adi. Ketika disinggung bahwa di perut bumi empat desa tersebut terdapat kandungan batu gamping yang kemungkinan kelak akan dikuasai oleh PT Jui Shin,” Desa Taman Mekar,Taman Sari, Cipta Sari, dan Mulang Sari tetap dipertahankan keberdaaannya terutama untuk pemukiman penduduk. Saya sendiri tidak mau kehilangan kampung kelahiran atau leluhur saya. PT Jui Shin cukup bijaksana dan menyadari untuk tetap mempertahankan keempat desa ini tetap ada,” tegas H Adi senyum simpul.